Karena pekerjaannya orang kesmas itu di belakang "layar". Eh gak juga ding, tapi kerjanya orang kesmas itu gak keliatan, karena kita membaur dengan masyarakat. kita turut andil dan terjun di masyarakat terutama untuk menggalakkan aksi pencegahan penyakit. Lagian lapangan kerja itu sebenarnya luas, kalaupun gak ada yang buka lowongan, ya bikin sendiri lowongan itu lah.
Apa sih maksudnya ran? -_- maksudnya bikin pekerjaan sendiri gitooo...
Di semester 1 dan 2 aku masih belum dapat vision yang jelas tentang prospek kesmas, tapi di semester 3 ini, aku benar-benar mendapat makul yang "kesmas bingits". Patologi (ilmu tentang penyakit), epidemiologi (persebaran penyakit dan pencegahannya), farmakologi (ilmu tentang obat) sanitasi lingkungan, dll. Di sini aku jadi semakin ngerti kalau aku sebenarnya beruntung.
Beruntung kenapa ran?
Ya beruntung lah, coba bayangin, di kesmas tuh kita seolah dilatih menjadi ahli kesehatan yang "serba bisa". Kita belajar pengobatan dasar, belajar pencegahan penyakit, belajar "ngomong"/orasi di depan massa, lengkap deh. Aku jadi mikir kalau aku tuh sebenernya lebih beruntung daripada dokter.
Loh kok bisa Ran?
Yaiya coba bayangin kalau dokter cuma dapat keterampilan mengobati, tapi kalau kesmas bahkan sebelum ada "sakit" kita udah mulai bergerak. Harusnya yang lebih unggul peranannya itu ya anak kesmas.
Masa sih Ran?
Hei... kamu pernah sakit gak? gimana rasanya kalau sakit? Em... sakitnya di mana? Coba hitung-hitung berapa pengeluaran kamu kalau sakit? daripada uangnya buat beli obat du**ol*x yang harganya belasan hingga puluhan ribu, mending beli buah pepaya yang harganya seribuan kalau di sini. Ya gak sih?
Well, bagiku ilmu kesmas itu berguna banget, terutama buat keluargaku kelak *eciyee ya gak :p
Gimana, masih ragu sama kesmas?
0 komentar:
Posting Komentar