Minggu, 09 Mei 2021

PAPs UGM atau Tes SIMAK UI ?

Halo semua, apa kabar?

Tulisan ini kubuat waktu malam minggu, bukan karena ga ada kerjaan atau tugas sih, tapi lagi males aja ngapa-ngapain, pengen me time. Terus kepikiran, karena buka yutub yang banyak muncul itu konten tentang kampus, aku jadi pengen bahas juga. Aku akan membuatnya menjadi beberapa tulisan, tapi ijinkan aku memilih untuk membahas topik ini lebih dulu. Karena dibandingkan persyaratan lainnya, menurutku bab ini yang butuh effort lebih banyak dari segi pikiran, waktu, tenaga, dan tentu saja biaya. 

Qodarullah, dengan timeline penerimaan kampus yang berdekatan dan hampir serempak di tahun 2020 lalu, mengharuskanku mendaftar 2 kampus sekaligus. Pertama karena memang aku berencana memulai kuliahku di tahun 2020 (jeda 1 tahun dari pengumuman beasiswa LPDP ku), kedua karena timeline penerimaan ahasiswa baru di dua universitas sasaranku ini sangat berdekatan, khawatir aku ga diterima di salah satunya aku jadi harus nunda kuliah lagi jadi tahun 2021 kalau gak nekat daftar 2 kampus itu bersamaan. 

Alhamdulillahnya, aku diterima di dua universitas yang menjadi sasaranku, yaitu UGM dan UI. Pendaftaran LPDP tahun 2019 yang kuikuti membolehkanku memilih 3 universitas, tetapi aku hanya memilih 2 universitas, dimana UGM memegang porsi paling dominan menjadi tujuanku melanjutkan studi. Dah juga, kedua universitas ini memiliki mekanisme yang berbeda dalam hal tes masuk. UGM terutama, karena ujian berupa tes TPA dan kemampuan bahasa inggris menjadi syarat pendaftaran, jadi persiapannya harus dipikirkan sejak sebelum mendaftar. Sementara UI, ujiannya dilaksanakan setelah mendaftar. Kesamaan dari kedua universitas ini yaitu mereka menyelenggarakan ujian masuk yang berbeda dari universitas lain barangkali. Ujian yang hanya dilaksanakan di Universitas itu, 

Aku menulis ini bukan untuk membandingkan mana yang lebih baik, tetapi untuk memberikan gambaran untuk kalian yang berencana mengikuti ujian PAPs UGM atau SIMAK UI, atau bisa dua-duanya sama seperti yang kulakukan.

Hal yang sama

PAPs UGM maupun SIMAK UI sama-sama memiliki komposisi tes yang sama yaitu kemampuan bahasa/verbal, kuantitatif, dan penalaran/logika.

Hal yang beda

Kukira satu-satunya hal yang membedakan keduanya bahwa PAPs UGM adalah alat untuk dapat sertifikat TPA yang menjadi salah satu syarat dokumen, sedangkan SIMAK UI adalah serangkaian seleksi masuk.
Terkait soal ujian, yang membedakan PAPs UGM dan SIMAK UI adalah adanya tambahan komponen tes Bahasa Inggris di SIMAK UI. Kalau di UGM, kemampuan bahasa ini diuji dengan alat tes lain yang nama AcEPT (Academic English Proficiency Test). Dan tentu saja, sertifikat PAPs UGM ga berguna buat seleksi masuk ke UI ya wkwk.

Jumlah soal di PAPs UGM adalah 120 soal yang terbagi menjadi 40 soal verbal, 40 soal kuantitatif, dan 40 soal penalaran. Sedangkan untuk SIMAK UI ada 200 soal yang terbagi menjadi 40 soal bahasa/verbal, 30 soal kuantitatif, 40 soal logika, 40 soal structure, dan 50 soal reading. Iya gak ada listening kayak tes TOEFL biasanya. Jangan tanya aku gimana dengan AcEPT UGM ya, karena aku belum pernah ikut tes AcEPT UGM.

Tingkat Kesulitan

Bagiku, tes PAPs UGM lebih familiar buatku yang terbiasa mengikuti Tes TPA Otto Bappenas. Sedangkan SIMAK UI memiliki jenis soal yang aku gak familiar. Terutama untuk tes penalarannya. Untuk tingkat kesulitan menurutku sama aja, balik lagi ke familiarnya aku dengan jenis soal, sepertinya aku lebih mudah mengerjakan PAPs UGM dibandingkan SIMAK UI. Sebenarnya gabisa dibandingin sih, karena kedua te sini kulakukan dengan metode berbeda. PAPs UGM kuikuti secara luring di Fakultas Psikologi UGM bulan Februari 2020, sedangkan SIMAK UI kuikuti secara daring dari kosan. Bukan masalah gabisa nyontek ya, aku orang yang ga bisa nyontek >.< 

Dan bukan cuma aku yang ngomong gitu ya, coba aja googling tentang SIMAK UI, kamu akan lihat beberapa review dari blogger lain yang mengatakan kalau soal SIMAK UI untuk pascasarjana tergolong rumit.

Waktu Pengerjaan

Balik lagi karena adanya tambahan jenis tes bahasa Inggris di tes SIMAK UI, jadi waktu pengerjaannya pun lebih lama. Untuk mengikuti tes SIMAK UI membutuhkan waktu sekitar 5 jam sedangkan untuk PAPs UGM membutuhkan waktu pengerjaan 120 menit atau 2 jam saja. 

Penentuan Kelulusan Seleksi Masuk

Berbeda dengan SIMAK UI yang menjadi satu-satunya cara masuk ke Universitas Indonesia untuk jenjang pascasarjana (di jurusanku yaitu Ilmu Kesehatan Masyarakat) which is kalau ga lolos tes SIMAK ya gabisa diterima, UGM mempunyai jenis seleksi lain selain nilai TPA salah satunya dari PAPs (iya cuma salah satu, bisa pake sertifikat TPA Otto Bappenas juga kok). Jenis seleksi lain itu adalah seleksi wawancara. Kabar baiknya di UGM adalah gak masalah nilai TPA mu ga masuk persyaratan (550 untuk PAPs jenjang S2) selama kamu lolos seleksi wawancara (biasanya dengan 3-5 panelis dari dosen dan tenaga pendidik). Banyak temanku di UGM yang masih mencoba memenuhi syarat nilai TPA even dia udah mulai kuliah. Informasi yang kuterima sih yang penting sebelum lulus nilainya sudah masuk ke persyaratan. Aku belum bisa pastikan ya karena saat ini aku baru akan menyelesaikan semester 2 kuliahku di UGM. 

Waktu Pelaksanaan

Tes SIMAK UI dilaksanakan setelah mendaftar program pascasarjana di Universitas Indonesia, sedangkan PAPs UGM bisa dikerjaan sebelum dan sesudah kamu mendaftar program Pascasarjana di Universitas Gadjah Mada atau bahkan sudah lolos jadi mahasiswa. Intinya PAPs UGM ini hanya alat untuk dapat sertifikat kemampuan, nah sertifikatnya itulah yang jadi syarat untuk mendaftar program pascasarjana di UGM.

Biaya 

Untuk mengikuti tes SIMAK UI membutuhkan biaya Rp1.000.000,- dan menjadi satu kesatuan biaya untuk mendaftar program S2 di Universitas Indonesia sedangkan PAPs UGM membutuhkan biaya Rp200.000,- tapi ini bukan satu-satunya ya. Balik lagi karena PAPs ini hanya salah satu alat untuk mendaftar dokumen syarat mendaftar S2 di Universitas Gadjah Mada, sementara SIMAK ini yaudah jadi bagian yang ga terpisahkan dari pendaftaran program S2 di UI. Untuk mendaftar program S2 di UGM kamu butuh membayar mulai dari Rp500.000 s.d Rp750.000 ditambah harus ada sertifikat TPA dan kemampuan bahasa Inggris yang juga bisa menghabiskan dana mulai dari Rp200.000 (untuk tes PAPs) dan Rp400.000 s.d Rp500.000 (untuk tes TOEFL ITP).

Kalau pengalamanku sih lebih mahal seleksi masuk UGM ya, karena aku harus membayar kurang lebih Rp 1.425.000,-  untuk rincian mendaftar seleksi masuk (Rp 750.000), sertifikat PAPs (Rp200.000) dan sertifikat TOEFL ITP (Rp475.000).

Tentunya, karena Universitas Gadjah Mada dan Universitas Indonesia merupakan universitas terbaik di Indonesia, butuh effort kukira untuk bisa lolos mendaftar program pascasarjana terutama S2 di kedua universitas ini. Pengalamanku mengikuti kedua jenis tes ini, aku tetap harus belajar intensif 2 minggu sampai 1 bulan sebelumnya dengan banyak latihan soal. Kalau aku membeli buku latihan soal TPA di toko buku Gramedia, tapi sekarang ini banyak kok beredar soal-soal TPA yang bisa didownload di internet. Universitas Indonesia bahkan menyediakan contoh soal yang bisa kamu download di laman resmi ini. Kalau PAPs UGM menurutku kamu bisa belajar dari jenis TPA Otto Bappenas, karena mirip mirip walaupun jelas berbeda. 

Oya semua ini kutulis berdasarkan pengalamanku mengikuti seleksi masuk UI dan UGM untuk program studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat ya. Bisa aja untuk jurusan lain, persyaratannya berbeda. Jadi, tetap keep on update dengan informasi yang bisa kamu lihat di website masing-masing universitas ya.

0 komentar:

Posting Komentar