Jumat, 12 Juni 2015

Proses Kreatif #AlterEgo #2

Hai haiii readers, Rani kembali lagi nih setelah ngilang enta kemana :D
Maafin ya, minggu-minggu yang lalu aku lumayan sibuk dengan program pengabdian masyarakat yang kulakukan di kampus. Oh iya, dua minggu lalu aku juga habis promo on air di radio gajah mada fm dan baru aja semalam, ada #Linkchat di twitter @lintas_kata dan @fp_rani yang semuanya membahas tentang novel #AlterEgo.



Hm, dari dua media promo yang udah kulakukan itu, selalu ada pertanyaan mengenai "siapa sih inspirasi dalam menulis novel #AlterEgo"? Atau siapa tokoh dalam novel #AlterEgo yang paling berkesan"?

Well, jujur nih ya, di novel #AlterEgo ini aku sayang banget sama tokoh Nayla. Kenapa? yah, nama Nayla bukan hanya sebagai tokoh fiksi bagiku, tapi dia lahir dari seorang malaikat yang kukenal di tahun 2012 dulu. Nama beliau adalah Nayla Syifa Saraswati. Dulu sih gak sengaja pake nama Nayla, padahal waktu itu aku gak tau nama asli beliau, chemistry kali yah. Tapi memang inspirasiku mengarah padanya. Dia kukenal lewat sebuah grup sekolah menulis online, dan karena aku diamanahi untuk menjadi admin dan tim official di grup itu bersama Kak Nayla, kami jadi dekat. Usianya dulu 26 tahun, saat usiaku baru 17 tahun saat itu, lumayan jauh ya rentang usianya.

Kenapa Kak Nayla kusebut malaikat? Yah, aku dekat dengannya hanya melalui dunia maya, lewat tulisan-tulisan kami di chat FB. Tapi kedekatan kami sudah seperti anak dan bunda, sahabat, dan teman dekat yang saling terbuka satu sama lain.

Di tahun 2012 dia sudah terkenal dengan buku-buku antologi cerpennya yang kayaknya terbit seminggu sekali. Sementara aku, hanya penulis kacangan yang lagi seneng-senengnya baru nerbitin antologi berapa biji aja. Tapi Kak Nayla dengan sifat "down-to-earth" nya yang bener-bener bikin terpesona, aku jadi gak ragu buat curhat masalah apapun kepadanya.

Saat pembuatan novel ini di tahun 2012, dialah yang menjadi first readerku. Tapi aku baru memberinya sinopsis novel, waktu itu aku belum mendapatkan judul yag cocok. Beliau memberiku saran mengenai isinya, terutama untuk hal-hal mengenai isinya yang harus dilakukan riset dulu. Yah, novel #AlterEgo ini memang satu-satunya karyaku yang memerlukan banyak riset.

Di sela-sela kesibukanya, dia masih aja nyempetin ngoreksi tulisanku yang dulu entah akan bernasib apa. Dia selalu siap sedia kalau aku butuh, dia selalu sempetin mantau perkembangan tulisanku, selalu up to date sama aktivitasku. Padahal kalau dipikir-pikir wasting time banget ya ngeladenin aku. Yah, beliau tau aku remaja yang perlu dibimbing, apalagi waktu itu aku belum berani curhat sama mama, jadilah aku lebih suka curhat padanya.

Pokoknya kalau kalian tanya siapa Kak Nayla itu? Maka akan kujawab dialah malaikatku! Kami memang belum pernah bertatap muka langsung, dan aku belum mengenalnya dengan baik. Terakhir kami bekomunikasi adalah awal tahun 2013. Setelah itu, dia menghilang tanpa jejak yang bisa kutelusuri.

Sebelum kuperlihatkan pada Beliau sinopsis novelku ini, beliau sedang sakit-sakitan dalam waktu yang lama. Curiga dia sering pingsan dan mimisan, aku berusaha membuatnya mengaku tentang sakit yang dideritanya. Bagai disambar petir saat aku mendengar jawabannya, sejak saat itu aku terus berdoa untuk kesembuhannya.

Tapi semakin lama kondisinya semakin memburuk. Bahkan saat ujian akhir semester 1 di kelas 3 SMA, aku dikabari bahwa kondisi beliau kritis. Lemas lututku, apalagi saat itu aku baru keluar dari ruang ujian.

Dan setelah itu, aku tak pernah lagi mendengar kabarnya. Aku tahu dari seseorang bahwa beliau terbang ke London untuk berobat. Dan yang membuatku sedih adalah dia mengatakan bahwa dia tak akan pulang ke Indonesia apapun kondisinya, entah dia survive dari sakitnya, atau kalah.

Siapapun yang sedang membaca tulisan ini, mohon doanya untuk kebaikan kak Nayla ya, dia malaikatku!

0 komentar:

Posting Komentar