Yuk mari buat evaluasi dan juga resolusi untuk setahun ke depan :)
Well, aku ngerasa tahun 2015 itu tahun yang sangat padat. Sampai aku melupakan banyak hal, termasuk resolusi yang kutulis sendiri disini. Aku gak nyadar pernah nulis itu, bahkan aku lupa sama masalah yang kualami di akhir tahun lalu.
Terlalu banyak hal yang kupikirkan di tahun 2015, terlalu banyak agenda, sampai-sampai kos cuma jadi tempat buat mandi sama tidur doang (seringnya). Hahaha gak juga ding, tempat yang paling jauh adalah masa lalu, dan yang terdekat adalah masa depan. Jadi, lupakan semua yang buruk di masa lalu, dan sambut masa depan dengan senyum cerah! *apaan sih
Oke, jadi di awal tahun 2015 itu aku disibukkan dengan berbaikan sama temanku (teman sekamar). Awalnya kita bisa baikan, haha hihi seperti biasa. Terus berselang beberapa hari, dia kumat lagi -_- entah aku yang bermasalah, atau dia yang gak bisa ngertiin aku. Haha iya akhirnya kami memutuskan buat pisah kamar. Aku tukeran kamar dengan teman satu kos. Meskipun akhirnya kami jadi dua orang yang gak saling kenal, tapi kami rasa itu adalah yang terbaik daripada kami terus membuat suasana tegang di kos. Susah sih ya buat nutupin masalah, tapi aku jadi kasian sama orang yang gantiin aku di kamar lama, dia juga merasakan apa yang kurasakan :D
Oke, dia itu masa laluku. Kami akhirnya gak berteman lagi, bener-bener lost contact karena dia blokir semua akses ke aku. Gak masalah, aku toh langsung disibukkan dengan persiapan pengabdian masyarakat. Iya, ini pertama kali proposal PKM ku lolos. PKM Pengabdian masyarakat tentang pelatihan kader remaja anti narkoba dan anti seks bebas di karangtaruna Kelurahan Bandarharjo, Semarang Utara. Kekurangan sejak awal yang membuat kami repot adalah, dengan begonya aku gak ngecek terlebih dulu keberadaan karangtaruna disini. Setelah proposal di acc, aku baru survei lagi ke sana, dan ternyata karang taruna disana sudah NON-AKTIF sejak 5 tahun yang lalu.
Gila kan, akhirnya dengan permintaan langsung dari Pak Lurah, dan dorongan dengan sedikit kecemasan dosen pembimbing, kami pun mengusahakan untuk membuat kembali karang taruna itu. Jadi melenceng jauh dari rencana kami sih, kira-kira 1 bulan lebih kami dengan keras mengusahakan mengumpulkan semua remaja disana, FGD dengan semua ketua RW, pendekatan baik secara halus maupun secara paksa (dengan iming-iming fasilitas) akhirnya kami punya massa buat diberi pelatihan.
Pembentukan karang taruna RW 10 Bandarharjo |
Kami belum bisa membentuk karangtaruna, karena perwakilan remaja dari semua RW (ada 12 RW) belum lengkap. Sejak bulan Februari akhir sampai bulan Mei awal, kami benar-benar padat agenda untuk pengabdian. Minimal seminggu sekali kami kesana, ya memang cukup dekat sih jaraknya. Cuma memakan waktu 45 menit dari kampus. Tapi karena kami anak kampus yang seringnya bolak-balik 3 tempat: Kampus-Kos-PKM, jadilah kami kecapekan. Meskipun capek lahir-batin, tapi amazing kami gak ada yang sakit. Mungkin diberi kekuatan dan didukung semangat sehingga kami sampe mati rasa sama badan sendiri.
Aku masih punya PR buat mengulas kegiatan pengabdian kami, banyak hal yang bikin hati kayak dikocok-kocok, kadang manis, kading pahit, kadang asam. Tapi yang paling kami sayangkan adalah, kami justru baru dekat dengan remaja Bandarharjo di akhir masa pengabdian kami. Itu karena sejak awal pelatihan kami mendatangkan pembicara dari dinas terkait, kami hanya sebagai EO (Event organizer). Kami jadi dekat sejak acara Lomba Remaja Sehat sampai Outbond karena kami yang langsung turun tangan menyiapkan semuanya.
![]() |
Outbond bersama Remaja Bandarharjo |
Komunikasi kami dengan remaja Bandarharjo yang kami latih masih baik sampai sekarang, walaupun kami udah lama gak kumpul bareng sejak idul fitri tahun ini. Memang belum ada karangtaruna tingkat kelurahan yang jadi PR yang kami tinggalkan disana. Tapi remaja yang kami latih sudah aktif memberdayakan karang taruna di RW mereka. Kami bahkan masih sering diundang untuk menghadiri acara kepemudaan disana. Wah, betapa beruntungnya kami bertemu mereka. Gak nyesel milih Bandarharjo, karangtaruna disana pernah menjadi karangtaruna terbaik se-Jateng. Sisa-sisa keaktifan pemudanya masih terasa. Bukan abstrak, tapi benar-benar nyata. Meskipun mereka baru mengembangkan sayapnya di tingkat RW. Tetapi Pak Lurah sendiri udah beberapa kali meminta bantuan remaja yang kami latih untuk beberapa acara di kelurahan. Syukurlah....
![]() |
Hangout bareng anak Bandarharjo |
Selesai pengabdian, kami masih disibukkan dengan persiapan monitoring evaluasi a.k.a laporan pertanggungjawaban. Jadi disini kami melaporkan hasil pelaksanaan pengabdian masyarakat kami. Yang ribet adalah urusan administrasi, mengumpulkan semua surat keluar-masuk, dokumentasi, laporan keuangan. Dan ini benar-benar tekanan bagi kami yang juga sedang disibukkan dengan kewajiban kuliah dan tugas organisasi. Aku jadi orang yang paling sok sibuk sekaligus orang paling nyebelin disini.
![]() |
Tim PKMM Dermatis saat monev |
Sampai kami cekcok, karena bagi mereka aku miss perfect, mereka jadi ikut direpotkan dengan kritikanku. Akhirnya aku ngerjain sendiri tanpa meminta bantuan mereka, mereka malah tambah marah karena aku makin ngeboss dan terlihat sibuk sendiri seolah-seolah mereka yang jahat gak bantuin aku. Tapi aku bersyukur memiliki mereka, dikritik begitu pedas sama mereka gak bikin aku sakit hati. Aku justru merasa beruntung masih mempunyai orang yang perhatian padaku.
Asih yang biasanya mengerti semua sikapku, waktu itu sampai lost control dan kehilangan kesabaran. 3 dari 4 tim ku ngambek sama aku, haha kebayang kan betapa monsternya aku ini. Cuma mas Helmi yang kalem aja sama aku, meski dia sering kusindir dengan kalimat nyinyir kalau aku lagi frustasi. Dia yang membantuku memperbaiki keadaan. Iya, memang aku terlalu keras pada diriku sendiri. Terlalu memaksakan keadaan harus berjalan seperti yang sudah kurencanakan.
Sampai akhirnya aku tidak mendapatkan yang kuinginkan, dan aku kehilangan sesuatu yang penting. IP ku terjun bebas, sampai teman-teman pada heran. Terbukti kan apa yang kulakukan di kelas. Bukannya serius belajar, aku malah sibuk merancang kegiatan untuk pengabdian. Biarlah ini jadi pelajaran berharga, aku gak nangis kejer karena aku tau ini risiko. Selalu ada yang harus dikorbankan untuk mencapai sesuatu. Tapi syukurlah teman-teman tim pengabdianku gak ada yang mengalami nasib yang sama. Aku akan lebih sedih kalo nilai mereka turun karena tekanan yang kuberi.
Setelah berpusing ria dengan pengabdian, aku mengikuti KKL (Kuliah Kerja Lapangan) bersama teman-teman satu jurusan dan seangkatan di Bali. Lumayan kan buat ngerefresh otak :D
Dan ketika mengunjungi Pantai Kuta, aku ketemu sama Mbak Kahayu, inspirator judul novel Alter Ego yang awalnya berjudul "2 Wajah Nayla" :)
![]() |
Bareng Mbak Kahayu |
Setelah itu semua, aku disibukkan dengan persiapan launching novel Alter Ego. Yah, gak benar-benar launching sih, karena gak ada acara khusus untuk menyambut rilis novel itu. Hanya saja seminggu setelah launching, aku melakukan wawancara eksklusif di sebuah radio lokal di Semarang. Lumayan lah, itu first time aku diwawancara. Keluarga di rumah sampe streaming buat dengerin wawancaraku. Bahkan teman-teman juga pada dengerin, duh terharu deh :) Big thanks buat sahabat yang selalu support aku, sekaligus nganterin aku on-air malem-malem.
Ruang on-air Gajah Mada FM |
Setelah itu, aku belum bisa bersantai. Kembali aku berkutat dengan kegiatan organisasi. Kegiatan yang paling ditunggu-tunggu pun datang. Yap Festival Ilmiah, program kerja unggulan di organisasiku yang mulai kami siapkan sejak bulan Juli. Aku ingat banget, dari pagi sampe tengah malem, bahkan kami buka puasa dan tarawih di kampus, pulang jam 1 pagi cuma buat bikin surat. Aku kembali menerapkan target di kegiatan itu. Karena memang ini adalah program kerja yang diharapkan semua orang. Persiapan kami untuk kegiatan ini sejak bulan Juli sampai bulan Oktober. Karena pelaksanaannya di bulan Oktober, jadi persiapannya bisa dilakukan dengan lebih santai sih.
Bulan Agustus, aku ke kampus lebih awal. Masih musim liburan waktu itu, tapi aku terjebak dalam kegiatan baru membantu penelitian dosen. Aku keliling Kota Semarang (Bagian Utara, Timur, Selatan) menjadi enumerator mewawancarai responden. Banyak pengalaman yang kudapat disini. Capeknya gak kerasa karena justru kami lebih menikmati proses perjalanannya. Aku menjumpai beberapa duda yang kehilangan istrinya karena proses melahirkan. Jiahahaha :D
![]() |
Di Puskesmas Lamper Tengah |
Jadi begitulah aku tau gimana keluhan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan di negeri ini. Dampak utamanya adalah, aku tau betapa mulianya seorang ibu. Pantaslah jika surga diletakkan di telapak kakinya. Mengapa telapak kaki? Bahkan dari semua bagian tubuhnya, sepasang kakinya saja mulia, meskipun seringkali kaki adalah tempat yang kotor. Apalagi dengan bagian tubuhnya yang lain, bayangkan betapa mulianya seorang ibu. Karena begitu besar pengorbanan ibu untuk mengandung dan melahirkan anaknya, mengorbankan nyawanya sendiri.
Masuk kuliah semester gasal di Bulan September, aku kembali terjebak dalam suatu kegiatan di fakultas. Ini sebenernya iseng aja sih awalnya, diajakin Santi buat ikutan kepanitian ACPES. Kata dia sih nanti tugasnya jadi semacam tour guide buat mahasiswa LN yang mau datang ke fakultas. Pesimis kan awalnya, karena tau aku masih menggunakan passive english. Tapi karena penasaran, ditambah sanggahan dari Santi kalau nanti bakal dibantu sama teman yang udah menguasai active english buat ngobrol sama mahasiswa LN nya. Aku pun ikut, banyak juga peminatnya. Belakangan aku tau kalo ACPES ini semacam konferensi tingkat ASEAN untuk akademisi di bidang olahraga dan kesehatan. Waktu dites tentang english ability-nya, aku merasa bersyukur karena ternyata bukan cuma aku aja yang baru menguasai passive english. Kami diminta untuk memberikan gagasan (in english language) berkaitan dengan suatu topik. Dari situ dosen bisa menilai tingkat kemampuan kita berbahasa inggris. Setelah di tes kemampuan kami, barulah di pertemuan selanjutnya kami dibagi ke dalam kelompok-kelompok LO (Liaison Officer). Ada yang masuk kelompok "guide", kelompok "bandara", dan kelompok "paralel". Aku masuk ke dalam kelompok "bandara" yang berjumlah 6 orang: 3 cewek, 3 cowok. Tugas kami adalah menjemput dan mengantarkan tamu dari institusi akademik ASEAN. Di sini aku mulai gugup memikirkan bahwa kamilah kelompok bandara yang akan pertama kali mereka temui di Semarang. Ibaratnya kami penjaga pintunya lah, kalau mereka udah gak suka sama orang yang pertama kali mereka temui, gimana mereka bisa betah menjalani 3-5 hari di sini. Aku jadi dadakan mempelajari tempat-tempat wisata di Semarang, juga mencari tau lokasi money changer, mall, cafe, atau alat transportasi di Semarang. Tujuannya biar aku bisa cerita selama mengantar mereka ke hotel. Kutulis di secarik kertas dan itu kubawa untuk menjemput tamu besoknya.
Berangkatlah kami berenam: Lima mahasiswa olahraga, Satu mahasiswa kesehatan. Dua mahasiswa semester 9, Tiga mahasiswa semester 5, Satu mahasiswa semester 3. Aku waktu itu bertugas untuk menjemput tamu dari Kasetsart University Thailand, Vietnam kemudian tamu dari Malaysia, Singapore, Medan, dan... aku lupa apa lagi. Ternyata teman-temanku yang lain gak menyiapkan bahan apa-apa untuk menyambut tamu. Berebutan lah mereka mempelajari bahan yang sudah kubuat :p Di luar dugaan kami, ternyata tamu yang kami sambut bukan hanya mahasiswa, hanya sedikit mahasiswa disana, kebanyakan adalah dosen dan profesor. Gila kan, harus pake bahasa formal ini mah. Dan jumlahnya gak sedikit, banyaaaak sekali. Kami harus bolak-balik ke hotel untuk mengantarkan mereka. Tapi karena armada yang disiapkan banyak, kami hanya perlu 2-3 kali saja mengantar mereka.
Yang paling berkesan adalah saat seorang tamu dari ITE Singapore menyapa kami dengan "Assalamualaikum". Mungkin karena dia melihat semua LO cewek yang menyambut mereka berhijab. Kami menyalami Beliau dengan hangat. Selama mengantar Beliau pun aku banyak mengobrol, karena kebetulan Beliau menguasai bahasa Melayu, dan Beliau orang yang ramah juga. Aku satu-satunya LO yang mengantar mereka, jadilah cuma aku yang diajak mengobrol. Belakangan aku tau bahwa Mr. Fhirhad Omar dan Mr. Raymond Ong ini adalah dosen Sport Management di ITE. Aku bertukar informasi tentang Unnes, Semarang, dan Indonesia. Mereka bertukar informasi mengenai ITE Singapore. Dan ternyata aku lebih nyaman dan bisa akrab cuma sama mereka saja, dari semua tamuku memang. Walaupun berbunga-bunga juga diajak kenalan sama dosen muda dari Thailand. Cakep pula wkwk :D
You know what, buat ngurusin acara ini, aku dan semua LO harus ijin kuliah selama 1 minggu. Aku gak pernah ijin selama itu, karena tau dosenku juga gak mudah buat kasih ijin. Tapi ternyata hampir separuh dosenku juga berpartisipasi dalam acara ini. Jadilah kuliah kami sering kosong. Sebenarnya aku harus menjemput tamu sampai 3 hari, tapi 2 hari terakhir aku hanya perlu datang di konferensinya, karena tamu yang perlu kami jemput sudah berkurang, dan sudah dihandle oleh LO bandara yang lain. Yang paling paling berkesan di acara ini adalah persahabatan kami yang rasanya cepat sekali terjalin hanya dalam beberapa hari. Aku baru kenal dengan semua anggota tim LO Bandara, tapi kami bisa bekerjasama dengan baik disini. Saling merangkul dan mengingatkan satu sama lain. Juga dengan semua LO, entah itu LO guide hotel, LO paralel, kami tertawa bersama dan seolah sudah kenal lama. Gak cuma itu, kami juga bisa langsung akrab dengan dosen-dosen panitia acara ini. Sama dosenku sendiri yang biasanya kuomongin di belakang, kami bisa haha hihi bareng di acara ini. Lucu ya :D Juga dengan peserta ACPES, dalam dan luar negeri, mereka semua ramah-ramah.
![]() |
Itu kami para LO di barisan belakang yang memakai kaos biru :D |
![]() |
aku mah apa atuh hanya butiran debu |
![]() |
bareng 2 LO Bandara: Wildan dan Mas Adit (duo gokil) |
![]() |
Cultur Perform |
![]() |
bareng atlet Muaithai |
![]() |
LO ACPES dan pendamping LO :D |
Sampai di H-1 pelaksanaan Festival Ilmiah, kami benar-benar disibukkan menyiapkan tempat penyelenggaraan acara. Ada 3 kegiatan yang dilaksanakan bersamaan di acara ini dalam 1 hari. Jadilah kami dadakan melatih otot kami menggotong barang ini-itu ke tempat penyelenggaraan acara. Syukurlah keesokan harinya acara berlangsung dengan lancar meski ada sedikit debat kecil antar panitia saat pelaksanaannya. Kepuasan kami begitu besar telah menyelenggarakan acara ini, sampai kami tepar beberapa hari untuk memulihkan kondisi tubuh,
Bulan berikutnya, aku diundang untuk presentasi karya ilmiah di Universitas Brawijaya, Malang. Benar-benar seperti mimpi, karena dulu waktu gak tau lolos abstrak, baru diberi tahu saat H-1 pengumpulan full paper, nangis kejer karena keteledoranku sendiri sampai gak tahu pengumuman. Syukurlah deadline nya diundur, tapi kami baru mengirim full papernya pukul 00:00 karena malam itu kami disibukkan dengan gladi bersih Festival Ilmiah. Universitas Brawijaya dan Malang adalah 2 hal yang sejak lama kuinginkan. Penasaran banget pengen kesana. Akhirnya dengan bantuan banyak pihak, kami pun berangkat ke UB pada 19 November 2015. Aku bersama 2 orang teman dari fakultasku berangkat ke Malang. Mereka bukan 2 orang yang dekat banget sama aku. Benar banget jika perjalanan panjang membuatmu lebih mengenal seseorang lebih dalam. Meski aku ketua kelompoknya, tapi aku akui jika mereka lebih mumpuni dibandingkan aku. Bisa dibilang mereka adalah best partner lah untuk urusan karya ilmiah saat ini ^_^
Malam keberangkatan kami ke Malang waktu itu hujan di Semarang, aku sama Anggi naik taksi menyusul Azmi di stasiun Tawang, pukul setengah sebelas malam kereta kami melaju. Itu benar-benar pengalaman pertamaku melakukan perjalanan jauh dengan kereta. Shock sih pertama kali naik kereta itu, kereta Matarmaja jurusan Jakarta-Malang Kota yang sumpek banget karena penuh sesak dengan penumpang dan barang-barangnya. Maklum lah, perjalanan yang sangat panjang membuat mereka lelah lahir batin, mungkin kalau aku jadi mereka, aku lebih memilih loncat dari kereta saking pegelnya (Wkwkwk...). Yang udah pernah naik kereta ekonomi pasti tau lah gimana desain kursinya yang bikin sulit tidur, aku mencoba berbagai posisi biar bisa nyaman tidur di kereta itu. Dan karena kelelahan, akupun tertidur meski beberapa menit sekali bangun.
Tapi semuanya terbayar sudah ketika akhirnya kami menginjakkan kaki di Malang, wangi apel langsung kecium (wahaha... :p). Waktu itu kami datang lebih pagi dari waktu yang dijadwalkan untuk check in di penginapan. Tapi kami diberikan kamar transit untuk beristirahat menunggu bada dhuzur untuk check in. Kamar transitnya cuma 1 (khusus cewek) buat semua peserta yang datang kepagian. Jadi waktu itu kami sampai harus menyamankan diri istirahat bersama 8 orang :D
Tapi itu jadi awal yang baik sih, karena kami jadi kenal teteh-teteh cantik dari UPI Bandung, teman-teman dari UNSOED, UGM, UNAIR, UNHAS, UNDIP, Universitas Pattimura, Poltekkes Kemenkes Mataram, Surabaya, UM, dan tentu saja UB. Meskipun belum bisa pulang sebagai juara, aku merasa lega dan bangga bisa menjadi bagian dari mereka. Kami saling berpelukan dan berjanji untuk reuni di event lainnya suatu saat nanti.
Bulan Desember kembali mengikuti kompetisi karya ilmiah. Kali ini di UNDIP Semarang. Meskipun jarak Unnes-Undip sebenarnya bisa ditempuh dalam waktu 15 menit, tapi kami diharuskan untuk menginap di tempat yang sudah disiapkan panitia. Tanggal 5 Desember, paginya aku masih di Demak untuk penelitian etnografi tentang gizi. Siangnya aku maksa pulang duluan karena harus ikut acara di penginapan mulai sorenya. Waktu di Demak masih terang benderang, tapi begitu masuk ke Kota Semarang hujan deras banget. Aku berdua sama temen basah kuyup ngejar bus trans Semarang.
Di Demak kepanasan, sampe Semarang kehujanan, di dalam bus kedinginan karena AC, eh begitu pindah angkutan untuk ke Unnes keanginan. Gak bisa dibayangkan gimana kondisiku waktu itu. Nyampe kos cuma punya waktu 30 menit buat packing. Untunglah semuanya udah kusiapin sebelum berangkat observasi ke Demak jadi tinggal mengepaknya di tas.
Begitu sampai di penginapan, ternyata sudah banyak finalis yang datang. Aku pendatang terakhir di kamar yang kebetulan kami tempati berempat. Aku dan temanku dari Unnes, dan 2 orang dari FK UB. Mereka adalah mahasiswa semester akhir kedokteran UB, masih agak nyambung lah dengan jurusanku, sehingga kami banyak berdiskusi tentang kesehatan.
Dan semuanya berlalu begitu saja, lelah banget fisikku sampe besoknya presentasi paper, aku berkali-kali ijin ke kamar mandi dan dibilang pucat wajahnya oleh LO kelompokku. Iya, nervous dan memang karena kondisi fisikku kurang fit jadilah begitu. Tapi presentasi kami tetap berjalan lancar. Siangnya adalah waktu yang ditungu semua finalis yang baru pertama kali datang ke Semarang. Iya, field trip. Sayang sekali hari itu hujan deras dari pagi sampai sore sehingga kami menjalankan field trip ke Sam Poo Kong, lawang sewu, dan masjid agung jateng dengan kondisi kehujanan.
Presentasi di FKM UNDIP |
Field trip Sam Poo Kong |
Field trip lawang sewu |
Karena aku udah pernah mengunjungi semua tempat itu sebelumnya, makanya aku gak begitu excited. Dan aku banyak membandingkan beberapa hal dengan kompetisi yang kuikuti di UB beberapa minggu sebelumnya. Banyak perbedaan tentunya, walaupun semuanya tetap saja dilakukan dalam waktu yang sangat disiplin. Hari ketiga kami mengikuti seminar nasional sekaligus menunggu pengumuman juara. Karena gak memperoleh juara, aku skip aja ya ceritanya :D
Yah, itulah sepenggal ceritaku di tahun 2015. Big thanks to all of you lah yang udah ngeramein hidupku di tahun lalu. Ada yang datang, ada juga yang pergi. Semua itu untuk keseimbangan hidup. Yang pasti, tahun 2015 bikin aku ngerasa cukup berguna karena mengisi waktuku dengan baik. Setidaknya sebaik-baiknya menurutku :)
Untuk resolusi tahun 2016, aku ingin kembali menulis. Karena setahun yang lalu aku beneran gak nulis apapun. Tahun ini aku udah ngelepas semua organisasiku, dan aku ingin kembali menulis. Entah itu menulis fiksi atau nonfiksi, aku ingin kembali memiliki imajinasi liar. Dan aku ingin tahun ini jadi tahun yang lebih baik dari sebelumnya. Keinginanku untuk melihat dunia luar (read: luar negeri) makin besar di tahun ini, semoga saja ada kesempatan untukku menginjakkan kaki di satu negara luar di tahun ini. Meskipun keinginanku untuk menjelajahi daerah lain selain Pulau Jawa lebih kuat dibandingkan jalan-jalan ke LN. Melihat secara dekat etnis lain di Indonesia mungkin bisa membuatku makin bangga lahir di bumi pertiwi. Walaupun aku sadar bahwa tahun ini akan menjadi tahun yang paling sibuk buatku karena serangkaian kegiatan akademik yang menumpuk: magang, KKN, PKL, skripsi. Dan dari semua keinginanku itu, keinginan terbesarku adalah segera lulus dan menjemput gelar S.K.M (Sarjana Kesehatan Masyarakat).
Aku selalu membayangkan bahwa kehidupan setelah lulus dari pendidikan adalah dunia yang sebenarnya. Kompetisi, kemandirian, dan kemampuan menjadi tantangan menakutkan sekaligus membuat penasaran untukku. Mohon doanya ya kawan, kutulis impianku bukan untuk membual, tetapi sebagai pengingat untukku dan juga harapan supaya ada orang lain yang mendoakanku :)
Subhanallah.. bagus Kak Rani, ceritanya menarik dan memotivasi, ya memang nama itu tidak akan mati ketika pemiliknya menulis...
BalasHapusAamiin, begitulah dek hehe. Kamu juga harus punya ceritamu sendiri ya ;)
Hapus