Namun angin datang lebih dulu menyapanya, mengabarkan sebuah berita, sebuah kenyataan.
Dingin angin yang berhembus melalui ventilasi kamarnya membekukan hatinya yang sudah retak. Ia merasakan seperti tak ada kehidupan di dalam hatinya. Dan kini ia tak tahu bagaimana caranya mengembalikan nafas yang telah pergi itu.
Tangan gadis itu meraih sepotong kertas yang terselip di novel yang ia pinjam di perpustakaan kampusnya. Loni dan Gilang, pasangan fiksi yang terasa nyata baginya. Kisah mereka yang ia baca di novel itu seakaan menggambarkan keadaannya. Persisnya keadaan hatinya dengan seorang lelaki yang ia pilih.
Ia kembali teringat tentang pesan terakhir yang ia dapat dari lelaki itu. "Maafkan aku telah membuatmu jatuh cinta padaku," bunyi pesan lelaki itu. Dan kini ia akhirnya mengerti, jawabannya atas segala gundahnya akhirnya terjawab. Hujan turun, langit semakin menghitam, pun dengan hatinya. Kristal bening mengalir dari sudut matanya. Akhirnya ia menyadarinya, cintanya takkan berbalas.
***
Sebuah cinta takkan mengatakan kata "maaf". Karena cinta tak salah, yang salah adalah bagaimana kita menerima dan memperlakukan cinta itu.
0 komentar:
Posting Komentar